Saya tentu bersyukur bahwa rekruitmen CPNS kita tahun ini berjalan
lancar. Dengan menggunakan metode Computer Assested Test (CAT) sangat
memunginkan ketiadaan KKN di dalam menentukan kelulusan uji kompetensi
tertulis. Meskipun masih ada yang meragukan tentang keakuratan dan ketepatan
alat ukur ini, akan tetapi saya menjamin bahwa dengan CAT yang mengembangkan
transparansi dan akuntabilitas, maka pelaksanaan CAT dan hasil yang dipublish
pasti sesuai dengan tingkat kelulusannya.
Saya bersyukur bahwa penyelenggaraan test CPNS di Kemenag
sudah memenuhi syarat yang distandarisasi oleh Kemenpan & RB. Sungguh kita
sudah melakukan semua hal yang terkait dengan upaya membangun rekruitmen CPNS
yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Tanpa sedikitpun ada upaya
untuk melakukan perubahan score untuk meluluskan orang yang diinginkan. Semua
berjalan sesuai dengan prosedur tetap dan standart baku yang sudah disepakati
sebelumnya.
Kita sudah melalui proses awal test kompetensi yang meliputi
Test Inteligensi Umum (TIU), Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) dan Tes Karakteristik
Pribadi (TKP). Tes ini mutlak diselenggarakan oleh Kemenpan & RB dan
hasilnya langsung diketahui saat itu juga. Sungguh sangat transparan dan tidak
ada sedikitpun yang bisa dimanipulasi. Saya tahu, sebab ada salah seorang
kolega yang bisa mencatat masing-masing score yang diperoleh calon PNS dan
berapa rangking yang bersangkutan. Jadi kalau ada penyimpangan dipastikan akan
bisa diketahui. Kita sudah melewati tahap pertama dengan tanpa ada sedikitpun
cacat di dalamnya. Saya menjamin bahwa yang lulus tahap uji kompetensi,
pastilah yang sesungguhnya memang lulus. Bukan direkayasa atau dimanipulasi.
Sekarang kita memasuki test kemampuan bidang atau disebut
sebagai Seleksi Kemampuan Bidang (SKB). Beberapa saat yang lalu muncul berita
di media bahwa satu aspek yang krusial dan memungkinkan terjadinya KKN ialah
test wawancara atau SKB ini. Pemikiran seperti ini sesungguhnya berawal dari
keraguan apakah kita bisa menjalankan amanat untuk rekruitmen CPNS dengan adil,
dan bertanggungjawab. Pantaslah keraguan itu muncul, sebab bangsa ini memang
sedang berada di titik terendah dalam hal menjaga kejujuran. Ada banyak
korupsi, kolusi dan nepotisme yang terus dipelihara dan bahkan dikembangkan
dengan cara-cara yang makin canggih. Kita sedang berada di dalam situasi
bernegara dan berbangsa yang carut marut karena perilaku koruptif.
Makanya, sekaranglah saatnya, kita harus membuktikan bahwa
di dalam rekruitmen CPNS, maka kejujuran menjadi taruhannya. Kita harus
membuktikan kepada public bahwa sesungguhnya masih ada harapan untuk melakukan
yang terbaik bagi bangsa ini. Kita harus meyakinkan bahwa para penyelenggara
negara ini masih memiliki kejernihan hati dan integritas yang tentu diharapkan
oleh masyarakat kita.
Hari Rabu, 22/11/2017, saya mendapatkan kesempatan untuk
memonitor pelaksanaan wawancara yang dilakukan di UIN Sumatera Utara. Seluruh
pejabat terkait memang diterjunkan untuk memantau terhadap pelaksanaan
wawancara itu. Kemenag sudah mengantisipasi terhadap penyelenggaraan wawancara
yang bebas dari KKN. Maka selain ada petugas yang menunggui pelaksanaan
wawancara di seluruh titik diselenggarakannya wawancara untuk Seleksi
Kompetensi Bidang, maka juga ditempatkan pada seluruh titik tersebut seorang
petugas dari inspektorat jenderal Kemenag. Pak Pramono dari inspektorat investigasi
Kemenag yang hadir di Medan.
Para auditor memang sengaja dilibatkan di dalam pelaksanaan
wawancara sebagai salah satu upaya untuk menjaga terhadap ketiadaan peluang
terjadinya penyelewengan dari para pewawancara. Namun demikian saya yakin bahwa
para professor dan doctor serta dosen yang diminta untuk menjadi pewawancara
adalah orang-orang yang sudah teruji integritasnya. Mereka adalah para dosen
senior yang selama ini sangat dikenal sebagai orang yang sangat dihormati dan
berjiwa besar. Mereka memiliki integritas yang tidak diragukan.
Dengan menyertakan para auditor dari itjen, tentu akan
menambah kekuatan para penguji untuk berbuat yang terbaik bagi PTKN. Para dosen
yang diamanahkan untuk menguji juga merasa mendapatkan kepercayaan dari negara
untuk berbuat baik dan membuktian bahwa rekruitmen CPNS harus dijaga
kewibawaannya dan kejujurannya.
Mereka telah dibekali dengan seperangkat instrument untuk
menjaring tidak hanya kemampuan mengajarnya, melalui penyajian bahan ajar mata
kuliah, akan tetapi juga diuji integritas dan rekam jejaknya. Melalui uji rekam
jejak, maka akan diketahui siapa calon CPNS tersebut. Hal ini telah dimandatkan
dalam pertemuan rector PTKN dan juga tim penyusun instrument beberapa saat yang
lalu. Rekam jejak dianggap sangat penting agar kita bisa menghasilkan CPNS yang
memiliki komitmen terhadap kenegaraan dan kebangsaan.
Jika da calon CPNS yang tidak loyal kepada Pancasila, UUD
1945, dan NKRI serta Keberagaman, maka pewawancara akan bisa mempunishnya.
Selain itu, tim rekruitmen CPNS kemenag juga bisa melakukan uji rekam jejak
sesuai dengan prosedur dan cara-cara yang benar.
Kita berharap agar pelaksanaan wawancara dalam SKB akan
menjadi barometer bagi kemenag, bahwa kejujuran itu masih ada. Dan yang kita
lakukan semuanya memiliki tanggungjawab tidak hanya di dunia tetapi juga di
akherat kelak.
Wallahu a’lam bi al shawab.
Prof. Dr. Nur Syam, MA.
Prof. Dr. Nur Syam, MA.
Copas dari http://nursyam.uinsby.ac.id/
0 komentar:
Posting Komentar