This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Selasa, 12 November 2019
Selektif memilih informasi
19.42
Anang Romli, M.Pd.
No comments
Di
era digital dan informasi ini mudah sekali informasi didapatkan. Mulai bagun
pagi sampai menjelang tidur istirahat malam banyak sekali informasi yang masuk
dalam memori kita. Hal ini sangat kontras dengan 10 atau 15 tahun lalu saat
internet belum tersebar dan diadaptasi dengan sistem seluler seperti saat ini.
Bahkan pada tahuan 1980 an sampai 1990 an informasi atau berita hanya
didominasi oleh media seperti radio, televisi koran dan majalah tertentu saja.
Zaman
sudah berubah seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi. Di era derasnya
informasi ini kita harus pandai pandai memilih dan memilah informasi yang kita
baca. Dalam islam ada prinsip yang harus kita pegangi dalam menerima informasi
atau kabar berita. Tersurat dalam al Qur’an surat al hujurat ayat 6 yang
artinya “hai orang orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa berita, maka periksalah dengan teliti”.
Dalam
ayat diatas tidak perlu memperdebatkan term siapa yang dimaksud dengan orang
fasik. Ayat ini harus ditekankan pada perintah “maka periksalah dengan teliti”.
Sebagai lanjutan ayat diatas agar kita
semua tidak tertimpa musibah dan tidak terjadi penyesalan setelah mendapatkan
informasi yang kita terima. Ini adalah panduan ilahi dalam menerima informasi
dari seseorang.
Tindakan
individu atau kelompok sosial seringkali cara berfikir dan tindakan dipengaruhi
informasi yang didapat. Berbahagialah seseorang yang mendapatkan informasi baik
dan benar. Sebaliknya celakalah seseorang yang selalu mendapatkan informasi
yang tidak benar atau hoax.
Ada beberapa
tips agar kita selektif dalam menerima informasi atau berita. Pertama,
apa pentingnya informasi untuk kita. Sebagai orang yang ingin berhasil tentunya
harus fokus pada apa yang ingin kita capai. Termasuk dalam menyerap informasi.
Misal kita seorang guru berarti harus up to date persoalan informasi
terbaru tentang guru dan pendidikan. bukan malah meng up to date merk
tas yang dipakai artis terkenal tanah air. Kedua, memperhatikan media .
Banyak sekali media berita yang selalu bertebaran. Seringkali media penyedia
informasi atau berita tidak bertujuan mencerahkan masyarakat pembaca namun
dengan tujuan bisnis dan profit semata. Oleh karena itu pembaca harus mencari
media yang kredibel dan otoritatif yang sudah teruji.
Ketiga, memperhtikan narasumber informasi. Jika kita menerima informasi
cermti dulu informanya. Seringkali berita menyebut sembernya secara anonim,
tanpa nama yang jelas. Banyak informasi atau berita hanya memanfaatkan
emosional pembaca. Keempat. Dalam situasi apa informasi itu muncul.
Waktu termasuk menjadi pertimbangan dalam menerima informasi atau kabar.
Pernyataan tidak akan lepas dari ruang dan waktu. Pernyataan seseorang itu
terjadi bersamaan dengan peristiwa apa di sekitarnya. Peristiwa yang sering
kali orang berbeda pendapat adalah peristiwa kampanye presiden hingga pilihan
Kades. Bagi pembaca berita tentu harus ekstra hati hati dalam menyikapi ini
semua.
Memimpin Dakwah Islam
19.34
Anang Romli, M.Pd.
No comments
Pesantren bukan
hanya lembaga yang bergerak dalam bidang pengajaran dan pendidikan agama islam
saja. Pesantren tidak hanya mengajarkan keteladanan kepada santri yang sedang
dan tinggal di asrama pesantren saja. Namun, pesantren lebih dari semua itu.
Pesantren
adalah rujukan masyarakat dalam memecahkan permasalahan permasalahan sosial.
Pesantren merupakan rujukan otoritatif dalam keagamaan maupunn sosial. bersifat
informal artinya tidak mempunyai kebijakan formal untuk menjadi hukum positif.
Namun sebagai support moral-budaya.
Pesantren
disebut sebut sebagai lembaga otentik asal nusantra. Keberadaan pesantren sudah
berabad abad lamanya. Banyak alumnus yang kemudian menjadi orang orang
berpengaruh di tengah tengah masyarakat. Mereka bergumul dengan kelompok
kelompok masyarakat dengan berbagai latar belakang. Mereka menjadi pionir di
tengah tengah mayarakat yang majemuk berbeda beda baik dari segi suku, budaya,
agama, bangsa, keyakinan, idiologi dll,. Dalam pergumulan tersebut mereka tidak
mengorbankan idealismenya, tidak mengorbankan akidahnya melainkan mempengaruhi
masyarakat di sekelilingnya untuk menjadi lebih baik melalui ajakan ajakan bil
hikmah.
Sebaliknya. Di
sisi lain para alumni pesantren pasca belajar di sana dan telah berbaur dengan
masyarakat umum tidak sedikit yang mengikuti arus. Mereka terlena akan nilai
nilai dan tradisi yang diteladankan oleh kiai dan ulama di pesantren karena
jauhyna jangkauan ruang dan waktu serta kuatnya pengaruh lingkungan.
Selain tugas
utama di internal pesantren juga mempunyai tugas yang tidak kalah penting.
Tugas ini selanjutnya kami sebut sebagai tugas pesantren di ruang publik. Yaitu
pertama, counter atas dakwah yang merugikan agama islam. Kedua,
memberikan pencerahan atas fenomena yang terjadi di masyarakat. Baik fenomena
keagamaan maupun sosial yang berhubungan dengan masyarakat.
Dari fenomena
dan tugas pesantren diatas kiranya perlu suatu media untuk memelihara dan
menarasikan nilai nilai dan tradisi pesantren secara lebih luas strategis.
Adapun urgensi keberadaan media pesantren adalah pertama, menggali dan
mempublikasikan tradisi dan budaya pesantren. Karena rentang waktu yang sangat
jauh dengan keberadaan kita saat ini pesantren mempunyai bentuk keragaman
sesuai ruang dan waktu. Di sana ada nilai dan tradisi yang sama yakni
pengajaran dan keteladanan. publikasi merupakan sarana komunikasi antar
individu para santri, sarana komunikasi antar pesantren dan sarana komunikasi
santri atas problema kekinian.
Kedua, sebagai sarana dakwah. Di tengah derasnya arus tehnologi dan
informasi masyarakat kadang dibuat bingung atas berita berita yang beredar.
Saat ini informasi tidak hanya diperoleh dari satu atau dua macam media. Banyak
sekali media media yang tersedia dengan berbagaimacam konten di dalamnya. Mulai
dari media yang klasik di lingkungan kita radio, televisi, koran cetak, majalah
cetak hingga yang berbasis internet. Media berbasis internet sangat banyak
sekali situs berita online, youtube, media sosial semunya menyediakan konten
berita yang begitu cepat perubahanya.
Dari jenis dan
ragam media yang banyak dan sudah berkembang tidaklah afdol kalau belum
menyajikan konten dakwah islam. Namun sayang sekali media dengan pengaruh yang
luas dan masif terkadang tidak mampuh menyajikan wajah islam yang sebenarnya.
Bahkan lebih ironis lagi dakwah islam untuk kepentingan kepentingan non
subtansial dakwah islam. Dari sini kami meyakini pesantren merupakan lembaga
kredibel dalam hal agama dan sosial harus memimpin dakwah islam.
Dari fonomena
dan latar belakang diatas kami mempunyai kepedulian untuk menggalang dan
berinisiatif mendirikan suatu media pesntren. Dengan maksud untuk menjaga
silaturrahim dan komunikasi, dakwah islam serta menyebarluaskan tradisi tradisi
keilmuan khas pesantren untuk membangun umat muslim dan bangsa indonesia.
tulisan editorial dimuat di Majalah Pesantren Kranji edisi November 2019
Diberdayakan oleh Blogger.