Di
era digital dan informasi ini mudah sekali informasi didapatkan. Mulai bagun
pagi sampai menjelang tidur istirahat malam banyak sekali informasi yang masuk
dalam memori kita. Hal ini sangat kontras dengan 10 atau 15 tahun lalu saat
internet belum tersebar dan diadaptasi dengan sistem seluler seperti saat ini.
Bahkan pada tahuan 1980 an sampai 1990 an informasi atau berita hanya
didominasi oleh media seperti radio, televisi koran dan majalah tertentu saja.
Zaman
sudah berubah seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi. Di era derasnya
informasi ini kita harus pandai pandai memilih dan memilah informasi yang kita
baca. Dalam islam ada prinsip yang harus kita pegangi dalam menerima informasi
atau kabar berita. Tersurat dalam al Qur’an surat al hujurat ayat 6 yang
artinya “hai orang orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa berita, maka periksalah dengan teliti”.
Dalam
ayat diatas tidak perlu memperdebatkan term siapa yang dimaksud dengan orang
fasik. Ayat ini harus ditekankan pada perintah “maka periksalah dengan teliti”.
Sebagai lanjutan ayat diatas agar kita
semua tidak tertimpa musibah dan tidak terjadi penyesalan setelah mendapatkan
informasi yang kita terima. Ini adalah panduan ilahi dalam menerima informasi
dari seseorang.
Tindakan
individu atau kelompok sosial seringkali cara berfikir dan tindakan dipengaruhi
informasi yang didapat. Berbahagialah seseorang yang mendapatkan informasi baik
dan benar. Sebaliknya celakalah seseorang yang selalu mendapatkan informasi
yang tidak benar atau hoax.
Ada beberapa
tips agar kita selektif dalam menerima informasi atau berita. Pertama,
apa pentingnya informasi untuk kita. Sebagai orang yang ingin berhasil tentunya
harus fokus pada apa yang ingin kita capai. Termasuk dalam menyerap informasi.
Misal kita seorang guru berarti harus up to date persoalan informasi
terbaru tentang guru dan pendidikan. bukan malah meng up to date merk
tas yang dipakai artis terkenal tanah air. Kedua, memperhatikan media .
Banyak sekali media berita yang selalu bertebaran. Seringkali media penyedia
informasi atau berita tidak bertujuan mencerahkan masyarakat pembaca namun
dengan tujuan bisnis dan profit semata. Oleh karena itu pembaca harus mencari
media yang kredibel dan otoritatif yang sudah teruji.
Ketiga, memperhtikan narasumber informasi. Jika kita menerima informasi
cermti dulu informanya. Seringkali berita menyebut sembernya secara anonim,
tanpa nama yang jelas. Banyak informasi atau berita hanya memanfaatkan
emosional pembaca. Keempat. Dalam situasi apa informasi itu muncul.
Waktu termasuk menjadi pertimbangan dalam menerima informasi atau kabar.
Pernyataan tidak akan lepas dari ruang dan waktu. Pernyataan seseorang itu
terjadi bersamaan dengan peristiwa apa di sekitarnya. Peristiwa yang sering
kali orang berbeda pendapat adalah peristiwa kampanye presiden hingga pilihan
Kades. Bagi pembaca berita tentu harus ekstra hati hati dalam menyikapi ini
semua.
0 komentar:
Posting Komentar