Pesantren bukan
hanya lembaga yang bergerak dalam bidang pengajaran dan pendidikan agama islam
saja. Pesantren tidak hanya mengajarkan keteladanan kepada santri yang sedang
dan tinggal di asrama pesantren saja. Namun, pesantren lebih dari semua itu.
Pesantren
adalah rujukan masyarakat dalam memecahkan permasalahan permasalahan sosial.
Pesantren merupakan rujukan otoritatif dalam keagamaan maupunn sosial. bersifat
informal artinya tidak mempunyai kebijakan formal untuk menjadi hukum positif.
Namun sebagai support moral-budaya.
Pesantren
disebut sebut sebagai lembaga otentik asal nusantra. Keberadaan pesantren sudah
berabad abad lamanya. Banyak alumnus yang kemudian menjadi orang orang
berpengaruh di tengah tengah masyarakat. Mereka bergumul dengan kelompok
kelompok masyarakat dengan berbagai latar belakang. Mereka menjadi pionir di
tengah tengah mayarakat yang majemuk berbeda beda baik dari segi suku, budaya,
agama, bangsa, keyakinan, idiologi dll,. Dalam pergumulan tersebut mereka tidak
mengorbankan idealismenya, tidak mengorbankan akidahnya melainkan mempengaruhi
masyarakat di sekelilingnya untuk menjadi lebih baik melalui ajakan ajakan bil
hikmah.
Sebaliknya. Di
sisi lain para alumni pesantren pasca belajar di sana dan telah berbaur dengan
masyarakat umum tidak sedikit yang mengikuti arus. Mereka terlena akan nilai
nilai dan tradisi yang diteladankan oleh kiai dan ulama di pesantren karena
jauhyna jangkauan ruang dan waktu serta kuatnya pengaruh lingkungan.
Selain tugas
utama di internal pesantren juga mempunyai tugas yang tidak kalah penting.
Tugas ini selanjutnya kami sebut sebagai tugas pesantren di ruang publik. Yaitu
pertama, counter atas dakwah yang merugikan agama islam. Kedua,
memberikan pencerahan atas fenomena yang terjadi di masyarakat. Baik fenomena
keagamaan maupun sosial yang berhubungan dengan masyarakat.
Dari fenomena
dan tugas pesantren diatas kiranya perlu suatu media untuk memelihara dan
menarasikan nilai nilai dan tradisi pesantren secara lebih luas strategis.
Adapun urgensi keberadaan media pesantren adalah pertama, menggali dan
mempublikasikan tradisi dan budaya pesantren. Karena rentang waktu yang sangat
jauh dengan keberadaan kita saat ini pesantren mempunyai bentuk keragaman
sesuai ruang dan waktu. Di sana ada nilai dan tradisi yang sama yakni
pengajaran dan keteladanan. publikasi merupakan sarana komunikasi antar
individu para santri, sarana komunikasi antar pesantren dan sarana komunikasi
santri atas problema kekinian.
Kedua, sebagai sarana dakwah. Di tengah derasnya arus tehnologi dan
informasi masyarakat kadang dibuat bingung atas berita berita yang beredar.
Saat ini informasi tidak hanya diperoleh dari satu atau dua macam media. Banyak
sekali media media yang tersedia dengan berbagaimacam konten di dalamnya. Mulai
dari media yang klasik di lingkungan kita radio, televisi, koran cetak, majalah
cetak hingga yang berbasis internet. Media berbasis internet sangat banyak
sekali situs berita online, youtube, media sosial semunya menyediakan konten
berita yang begitu cepat perubahanya.
Dari jenis dan
ragam media yang banyak dan sudah berkembang tidaklah afdol kalau belum
menyajikan konten dakwah islam. Namun sayang sekali media dengan pengaruh yang
luas dan masif terkadang tidak mampuh menyajikan wajah islam yang sebenarnya.
Bahkan lebih ironis lagi dakwah islam untuk kepentingan kepentingan non
subtansial dakwah islam. Dari sini kami meyakini pesantren merupakan lembaga
kredibel dalam hal agama dan sosial harus memimpin dakwah islam.
Dari fonomena
dan latar belakang diatas kami mempunyai kepedulian untuk menggalang dan
berinisiatif mendirikan suatu media pesntren. Dengan maksud untuk menjaga
silaturrahim dan komunikasi, dakwah islam serta menyebarluaskan tradisi tradisi
keilmuan khas pesantren untuk membangun umat muslim dan bangsa indonesia.
tulisan editorial dimuat di Majalah Pesantren Kranji edisi November 2019
0 komentar:
Posting Komentar